Anak yang berprestasi di sekolah
tentu akan membuat orang tuanya bangga. Tapi bila prestasi anak menurun, jangan
buru-buru memarahinya. Ada banyak penyebab turunnya prestasi anak di sekolah,
salah satunya karena kurang minum. Kok bisa?
Anak-anak lebih berisiko mengalami
dehidrasi (kekurangan cairan) karena memiliki rasio luas permukaan tubuh-massa
tubuh relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa, sehingga proses kehilangan
air melalui kulit relatif lebih besar.
Anak sekolah juga sering melakukan
aktivitas fisik, seperti berolahraga di bawah terik matahari, yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya dehidrasi.
Namun tampaknya anak-anak kurang
peduli terhadap pentingnya asupan cairan untuk mengimbangi aktivitas mereka.
Ditengarai banyak siswa yang sering mengabaikan rasa haus dan membatasi minum
saat beraktivitas.
Selain itu, siswa juga sering
menahan kencing karena kondisi toilet yang tidak higienis. Padahal, asupan air
yang sedikit dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan ginjal dan
performa kognitif atau kecerdasan siswa.
"Dampak dehidrasi yang
ditimbulkan pada anak dapat menyebabkan gangguan performa kognitif yang semakin
kompleks dengan dampak penurunan konsentrasi dan suasana hati. Hal tersebut
dikhawatirkan akan menurunkan nilai belajar anak di sekolah," jelas Dr.
dr. Luciana B Sutanto, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari RSCM, dalam
acara Seminar Media 'Air Bisa Cegah Dehidrasi (ABCD) harus dimulai dari bangku
sekolah' di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Dr Luci menjelaskan, dampak
dehidrasi pada anak usia sekolah terbukti mengakibatkan efek buruk pada
kesehatan dan stamina seperti kelelahan. Namun yang belum banyak diketahui,
dehidrasi juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan menyebabkan penurunan
konsentrasi, penurunan daya ingat dan penurunan kemampuan operasi aritmatika.
Kurang minum juga dapat menyebabkan
berdebar-debar, tekanan darah turun sehingga muncul rasa pusing di kepala
ketika berdiri, apatis, mengantuk.
"Anak-anak yang dehidrasi bisa
menyebabkan gangguan pada otak, karena sel otaknya kekurangan cairan. Akibatnya
si anak tidak bisa konsentrasi atau kecerdasannya terganggu. Nilainya turun
karena tidak bisa konsentrasi mendengarkan pelajaran di sekolah," tutur
Dr. dr Saptawati Bardosono, MSc, Ketua Indonesian Hydration Working Group
(IHWG).
Upaya untuk memenuhi kebutuhan
cairan tubuh perlu dilakukan dengan cara minum yang cukup sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan usia, berat badan, aktivitas dan lingkungan.
Jenis asupan cairan yang diperlukan
oleh tubuh adalah air yang bisa berupa minuman air putih dan minuman lain,
serta makanan yang mengandung banyak cairan.
"Cara praktis untuk mencegah
dehidrasi yaitu dengan minum teratur atau terjadwal, misalnya anak disarankan
menghabiskan minum dengan takaran tertentu di sekolah, atau bisa juga dengan
membawakan bekal minuman selain makanan. Di rumah diberi jadwal atau didampingi
untuk menghabiskan jumlah tertenti minuman, misalnya setiap sesudah
makan," tutup Dr Luci.
Sumber : ravictory.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar