
Tiga pahlawan cilik pelajar SMP Awalnya tiga murid SMP, Azis, 15, Abdurahman, 13, dan Ilham, 13, ingin melepas penat setelah pulang sekolah di hutan pinus kawasan Perkebunan Tapos di Desa Cileungsi, Kampung Pondok Menteng, Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, 14.00 WIB, Senin (20/5).
Muhammad Abdul Aziz (15), Ilham Maulana (13), dan Abdurahman Assegaf (13) berhasil menggagalkan pemerkosaan. Mereka mengaku berani melakukan aksi heroik itu lantaran sering menonton film action.
"Sering nonton film laga makanya berani deh," ujar Ilham di kantor Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) saat menerima penghargaan atas aksi mereka, Kamis (23/5).
Hal senada juga disampaikan oleh Aziz dan Abdurahman. Keduanya juga menyukai film laga. Namun, ketika ditanya cita-cita, ketiganya kompak menjawab.
"Mau jadi tentara biar bisa tolong orang," kata mereka.
Sebelumnya, tiga pelajar salah satu SMP negeri di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berhasil menggagalkan aksi pemerkosaan terhadap seorang perempuan. Menurut Wakapolsek Ciawi AKP Ricky Wowor, ketiga pelajar tersebut masing-masing, Aziz (15), Ilham (13), dan Abdurahman (13) merupakan warga setempat.
Atas keberaniannya, KPAI memberikan mereka penghargaan sebagai pejuang perlindungan anak dan bea siswa. Selain dari KPAI, mereka juga mendapatkan bea siswa dari Kementerian Pendidikan dan Budaya. Dari Kementerian Agama, masing-masing anak diberikan laptop. Bukan hanya itu, dari forum masyarakat peduli anak, mereka bertiga mendapatkan uang tunai Rp 1 juta per orang.
Tiba-tiba terdengar teriakan seorang wanita. Abdurahman dkk pun mencari asal jeritan itu. Tak disangka, ternyata di hadapan mereka, pria yang hendak memerkosa seorang wanita, PA. Kepala PA bercucuran darah, sedangkan kerudung serta pakaiannya terbuka. “Awalnya saya kira kedua orang (korban dan pelaku) itu korban kecelakaan, karena di situ ada motor tergeletak,” kata Abdurrahman, pelajar kelas I SMP.
Abdurahman langsung menyelamatkan PA, sedangkan Ilham dan Azis berusaha menghadang pelaku yang berusaha melarikan diri menggunakan sepeda motor. “Ilham dan Azis langsung menarik baju pelaku hingga akhirnya terjungkal dari motor,” paparnya. Mengetahui kalah jumlah, pelaku berusaha menyogok atau “berdamai” dengan ketiga pelajar yang sempat memukulinya, dengan sebungkus rokok.
Dia meminta agar mereka tidak melaporkan kejadian tersebut. Tak lama, warga yang datang ikut membantu. Pelaku sempat dihakimi warga yang geram dengan perbuatan pelaku. Anggota Polsek Ciawi, yang kemudian datang, segera membawa pelaku yang sudah babak belur dihakimi massa. Aksi heroik tiga pelajar itu mendapatkan banyak apresiasi.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta Kementerian Agama (Kemenag) langsung memberikan penghargaan kepada mereka. Abdurahman dkk mendapatkan beasiswa pendidikan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah atas.
“Kita memberikan juga uang senilai Rp1 juta dan laptop untuk masing-masing siswa,” kata Wakil Ketua KPAI Asrorun N Sholeh di kantor KPAI, Jakarta, kemarin. Hadiah tersebut, ujar Asrorun, berasal dari kerja sama KPAI, Kemendikbud, serta Kemenag. KPAI pun telah resmi menobatkan mereka sebagai pejuang perlindungan anak.
Selain KPAI, Kemendikbud, dan Kemenag, Kapolres Bogor AKBP Asep Safrudin juga berencana memberikan hadiah kepada tiga pelajar itu. “Harusnya tadi (kemarin) kita berikan, tapi karena ketiga pelajar itu diundang KPAI, akhirnya ditunda,” katanya. Begitu pula dengan Pemkab Bogor melalui Bupati Bogor Rachmat Yasin. “Insya Allah, kita akan kasih hadiah juga,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar