Hari ini merupakan hari pertama siswa dan siswi SMA se-Indonesia menjalani Ujian Nasional, namun ada 11 provinsi yang mesti terlambat mengikuti dikarenakan masalah pendistribusian soal.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh menyatakan ujian nasional bukan hanya untuk pelajar. "Kami,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, juga diuji secara nasional," kata
Nuh di SMA Negeri 3 Jakarta, Senin, 15 April 2013.
Keterlambatan ujian nasional di 11 provinsi di zona tiga,wilayah Indonesia tengah, menurut Nuh, adalah salah satu ujian yang harus pemerintah lewati. Dia meminta maaf kepada para siswa dan orang tua murid yang terkena dampaknya. "Saya ikut merasa kecewa dan menyesal," kata Nuh.
Tertundanya ujian di 11 provinsi terkait dengan ketidakmampuan PT Ghalia Indonesia Printing. Perusahaan tak sanggup menyelesaikan pencetakan soal tepat waktu. PT Ghalia, yang lokasi percetakannya berada di kawasan Rancamaya, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu juga kerepotan mendistribusikan materi ujian ke Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi di pulau-pulau itulah yang batal melaksanakan ujian nasional sekolah menengah atas/kejuruan.
Nuh menjelaskan, UN bukan sekadar menjawab soal. Tapi, kata dia, bagian dari perjalanan hidup para siswa untuk melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya. Nuh mengimbau para siswa agar tidak percaya dengan isu kebocoran jawaban ujian.
Nuh hari ini melakukan kunjungan ke beberapa sekolah. Sekolah pertama yang dikunjungi adalah SMA Negeri 3 Jakarta sebagai Ketua Rayon 11 DKI Jakarta. Di sini Nuh menyampaikan pengarahan langsung untuk seluruh panitia ujian, menggantikan ketua rayon.
Secara simbolis, Nuh menyerahkan amplop-amplop soal kepada sekolah yang mengambil soal. "Semua lihat, ya, yang pegang kunci dari kepolisian dan perguruan tinggi, bukan dari pemimpin rayon," kata Nuh sambil menyerahkan beberapa amplop. Ia mengatakan, ini sebagai jalan meminimalkan kebocoran soal.
Keterlambatan ujian nasional di 11 provinsi di zona tiga,wilayah Indonesia tengah, menurut Nuh, adalah salah satu ujian yang harus pemerintah lewati. Dia meminta maaf kepada para siswa dan orang tua murid yang terkena dampaknya. "Saya ikut merasa kecewa dan menyesal," kata Nuh.
Tertundanya ujian di 11 provinsi terkait dengan ketidakmampuan PT Ghalia Indonesia Printing. Perusahaan tak sanggup menyelesaikan pencetakan soal tepat waktu. PT Ghalia, yang lokasi percetakannya berada di kawasan Rancamaya, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, itu juga kerepotan mendistribusikan materi ujian ke Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi di pulau-pulau itulah yang batal melaksanakan ujian nasional sekolah menengah atas/kejuruan.
Nuh menjelaskan, UN bukan sekadar menjawab soal. Tapi, kata dia, bagian dari perjalanan hidup para siswa untuk melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya. Nuh mengimbau para siswa agar tidak percaya dengan isu kebocoran jawaban ujian.
Nuh hari ini melakukan kunjungan ke beberapa sekolah. Sekolah pertama yang dikunjungi adalah SMA Negeri 3 Jakarta sebagai Ketua Rayon 11 DKI Jakarta. Di sini Nuh menyampaikan pengarahan langsung untuk seluruh panitia ujian, menggantikan ketua rayon.
Secara simbolis, Nuh menyerahkan amplop-amplop soal kepada sekolah yang mengambil soal. "Semua lihat, ya, yang pegang kunci dari kepolisian dan perguruan tinggi, bukan dari pemimpin rayon," kata Nuh sambil menyerahkan beberapa amplop. Ia mengatakan, ini sebagai jalan meminimalkan kebocoran soal.
Selamat untuk para sahabat Forkare yang sedang mengikuti UJIAN NASIONAL, semoga lancar dan mendapat hasil yang memuaskan... :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar