Kamis, 14 Maret 2013

Bahan Kimia di Product Rumah Tangga Dapat Sebabkan Kanker & Infertilitas

Sekarang ini manusia hidup berdampingan dengan beragam bahan kimia di product rumah tangga yang digunakannya. Ditengarai tuturan bahan kimia itu dapat mengakibatkan penyakit beresiko layaknya kanker payudara.
Tidak cuma kanker payudara, tuturan bahan kimia didalam product sehari-hari itu juga dapat mengakibatkan asma, infertilitas serta cacat lahir. Badan kesehatan dunia (WHO) memperingatkan bahan kimia yang terdapat pada mainan anak-anak, dashboard mobil, serta kartu kredit mungkin saja mengakibatkan efek serius untuk kesehatan. Tuturan bahan kimia itu ditengarai dapat merubah sistem hormon.
Diambil dari Daily Mail, WHO didalam laporannya merekomendasikan diberlakukannya larangan pemakaian bahan kimia beresiko didalam product rumah tangga guna membuat perlindungan generasi mendatang. Laporan juga menyebut bahwa zat kimia yang dimaksud Phthalate beresiko negatif pada kesuburan wanita. Zat tersebut juga dihubungkan dengan peningkatan penyakit pada anak-anak, layaknya Leukemia.
Bisphenol A juga dicurigai terdapat didalam beberapa besar barang sehari-hari seperti kaleng serta kacamata hitam. Senyawa buatan itu dianggap mengganggu hormon alami sebagai kunci perkembangan serta perubahan kesehatan dengan total.
Menurut WHO ada bukti yang amat kuat berkenaan efek negatif senyawa itu pada hewan, dimana bisa mengganggu hormon tiroid. Setelah itu senyawa tersebut juga dapat mengakibatkan rusaknya otak, kecerdasan terhalang, masalah perhatian, Hiperaktif serta Autisme.
Bukti kuat efek negatif tuturan bahan kimia juga tampak dari peningkatan risiko masalah kanker prostat akibat pestisida pertanian. Ditemukan juga bukti keterikatan tuturan bahan kimia dengan risiko bahaya kesehatan waktu kehamilan, meningkatnya berat badan bayi serta anak, dan kanker payudara.
Badan PBB juga sudah melakukan penelitian yang sama. Akhirnya saat itu menyebut cuma ada bukti lemah kaitan tuturan bahan kimia serta bahaya kesehatan manusia.
Tetapi dengan beragam temuan terkini, WHO menyebutkan bahan kimia beresiko pada product rumah tangga tersebut sebagai ancaman global. Beberapa ratus senyawa sudah memapar manusia serta hewan, melewati debu yang terhirup, makanan yang sudah terkena senyawa beresiko itu, atau melewati jari tangan yang masuk ke mulut.
WHO berhenti sesaat untuk menyebutkan bahwa bahan kimia mengakibatkan penyakit, tetapi segera organisasi itu menyebut didalam sebagian masalah ditemukan bukti kuat bahwa bahan kimia beresiko pada kesehatan.
Didalam laporan yang disusun bersama oleh WHO serta United Nations Environment Programme (UNEP) dengan tajuk ilmiah perihal Endocrine Disrupting Chemicals (EDCS) menjelaskan dengan komprehensif, bukan hanya sekedar fokus pada satu bahan kimia serta satu penyakit saja. Seluruh bukti yang ditemukan lantas dievaluasi.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa beragam sistem yang di pengaruhi oleh Endocrine-Disrupting Chemicals, terhitung sistem hormonal, pastinya dapat beresiko pada perubahan serta manfaat organ reproduksi. Berpengaruh juga pada jaringan serta organ yang mengatur metabolisme.
Dampaknya bisa mengakibatkan Obesitas, Infertilitas atau menyusutnya kesuburan, kesusahan dalam hal belajar serta mengingat, penyakit jantung serta diabetes pada rentang umur dewasa, dan beragam penyakit yang lain, demikianlah kata laporan tersebut.
Hal yang mencemaskan, laporan tersebut memperingatkan bahwa bahan kimia sejauh ini dinilai oleh beberapa ilmuwan sebagai puncak gunung es dikarenakan di luar sana barangkali ada kandungan lain yang beresiko.
Laporan itu ditulis dalam kurun waktu kian lebih dua tahun oleh beberapa ahli dunia. Dituliskan juga didalam laporan bahwa prevalensi asma pada anak sudah meningkat kian lebih 2 x lipat sepanjang 20 tahun paling akhir. sekarang ini perihal itu jadi pemicu utama anak melakukan rawat inap hingga mesti absen dari sekolah.
Cacat lahir spesifik, layaknya pada organ reproduksi lelaki sudah meningkat. Masalah Leukemia serta kanker otak pada anak juga meningkat, demikianlah halnya dengan kanker testis. Ini adalah statistik kesehatan yang mencolok, sebut laporan itu.
Tidak cuma manusia, menurut WHO, satwa liar juga berisiko terkena efek bahan kimia beresiko. Dikarenakan itu mutlak juga untuk melibatkan satwa liar didalam penelitian untuk meyakinkan ada efek tuturan bahan kimia.
Direktur kesehatan publik serta lingkungan WHO, Dr Maria Neira, menyebutkan studi ilmiah terbaru meunjukkan bahwa penduduk di seluruh dunia terpapar Endocrine-Disrupting Chemicals serta menghadapi banyak risikonya. Oleh karena itu seluruh orang mempunyai tanggung jawab yang sama membuat perlindungan generasi mendatang.

Sumber : http://www.iberita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar